RSS

Monthly Archives: March 2011

tiga tujuh lima

It's all about money

“Tiga tujuh lima mbak,” jawab Lulus Purwandari, seorang guru honorer di SLTP Negeri di Jakarta Utara saat saya menanyakan berapa gajinya per bulan.

Saya tersentak.

Dengan angka yang sama, apa yang biasa Anda dapat? Sepasang sepatu? Sepiring daging panggang? Atau sebuah baju bermerek?

Lulus Purwandari menjadi potret kehidupan guru honorer saat ini di Jakarta. Dengan masa kerja lebih dari 16 tahun, angka tersebut cukup besar bagi kalangan guru honorer. Gaji guru honorer sebelum adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 37 tahun 2010 memang tidak sekecil itu. Dalam Permendiknas itu, berisi Panduan penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2011 yang menyebutkan alokasi dana BOS maksimal 20% bagi SD dan SMP.

Lulus Purwandari, guru IPS ini mengajar sekitar 20 hingga 24jam per minggu. Sebelum ada permendiknas itu, setiap bulan, Lulus mendapatkan gaji sekitar 950ribu. Namun setelah ada aturan alokasi dana BOS maksimal 20%, Lulus pasrah karena pendapatannya mesti dibagi bersama 9 guru honorer lainnya di sekolah itu.

“Saya pasrah, saya bersyukur saya ngga dipecat, mbak,” Lulus terus berbicara. Sementara saya, sibuk berpikir dan menjahit memory dan bon-bon belanja sepatu, baju dan bon makan di cafe yang entah berjumlah berapa jika ditotal dalam satu bulan…

Posted with WordPress for BlackBerry.

 
2 Comments

Posted by on March 31, 2011 in Life Lesson

 

Tags: , ,

kata-kata di ruang diklat

Maret 2011 bagi saya benar-benar bulan baru. Pekerjaan, tantangan dan teman-teman baru menyertai Maretku.

Awal pekerjaan dimulai dengan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan Diklat Kompas. Sayang saya kehilangan kesempatan ‘mencuri’ ilmu dan pengalaman dari Jacob Oetama, pendiri Kompas karena awal diklat Senin, 1 Maret saya berhalangan hadir.

Ilmu pertama datangnya dari Mas Joy, mengenai peliputan dan pemberitaan olah raga. Dilanjutkan dengan Mas Anton, mengenai perspektif bisnis dan ekonomi Kompas.

Yang paling saya tunggu-tunggu adalah kelas fotografi bersama mas Arbain Rambey. Ini terjadi di Jumat, 4 Maret pagi. Nanti dibagian lain akan saya share sebagian catatan selama kelas fotografi itu. Kelas fotografi usai, dan dilanjutkan materi in depth news (berita mendalam) bersama mbak Ninuk Pambudi.

Sebenarnya yang saya ingin bagi bukan pengalaman diklatnya. Namun saya terkesan pada sebaran kata-kata atau quote berkaitan dengan jurnalistik, di ruang diklat. Sebagai quote lover, tentunya saya tak mensia-siakan waktu mencatat kalimat-kalimat bagus itu 😀

Berikut delapan kata-kata pedoman di tembok ruang diklat lantai 5:
1. Assume nothing, verify anything!
2. Don’t trust anybody or anything that is checkable.
3. When in doubt, leave out.
4. Accuracy, Accuracy, Accuracy
5. Guessing doesn’t pay
6. The public area is the journalist’s domain. People acting in public and public figures can’t claim privacy.
7. Keep six honest serving-man (They taught me all I knew). They names are what and why and when and where and how and who.
8. Never look down on a person unless you are helping him up.

Posted with WordPress for BlackBerry.

 
2 Comments

Posted by on March 5, 2011 in Journalism

 

Tags: ,