Hari gini siapa yang ngga suka jalan-jalan? Saya rasa ngga ada, ya. Apalagi jalan-jalan gratis, kan.. Hehehe.. ๐ Oktober lima tahun lalu, saya diajak orang tua liburan ke Macau dan Hong Kong, berbarengan dengan Formula 1 yang diadakan di Macau. Fully sponsored by my parents alias ngga keluar biaya sama sekali. Menyenangkan! ๐ *everybody loves gratisan ๐ * Itulah pertama kalinya saya pergi ke luar negeri. Pulang dari Macau, saya selalu punya keinginan bertualang ke daerah lain diluar tempat tinggal saya di Jakarta.
Pekerjaan saya sebagai seorang jurnalis, sebenarnya memberikan banyak kesempatan saya untuk bepergian ke manapun. Tugas liputan ke berbagai daerah dan wilayah terus saya membuat saya mencintai kegiatan traveling dan bertemu orang-orang dan budaya baru.
Awal November 2009, saya melihat iklan AirAsia Zero Fares Promotion, yaitu promo tiket AirAsia seharga 0 (nol) Rupiah ke destinasi seluruh Asia Tenggara. Periode sale 11-15 November 2009, untuk berangkat Mei-Oktober 2010. *berbinar*
Modal nekat, saya ajak dua orang teman saya, Vera dan Agung “Panda” ke Thailand. Mau ke mana? Tujuannya Phuket dan Bangkok. Dua destinasi standar jalan-jalan ke Thailand karena belum tahu mau ke mana ๐ Kami bertiga mendapat harga promosi tiket yang murah, hanya sekitar 300 ribu-an untuk tiket pergi-pulang *joget samba*
27-31 Juli 2010, itulah tanggal yang kita sepakati untuk traveling ke Thailand. Hari itu pun tibalah.. Ternyata perjalanan pertama tanpa orang tua tidaklah mulus, kami ketinggalan pesawat ke Phuket karena kebodohan sendiri. ๐ฆ Datang ke bandara Soekarno Hatta, sih, beberapa jam sebelum keberangkatan, tapi kami putuskan untuk makan dan mengambil uang di ATM terlebih dahulu. Eh, keasyikan ngobrol saat makan, ternyata kami malah belum check in dan waktu check in telah selesai ๐ฆ ๐ฆ ๐ฆ
Teman saya mulai panik, ditambah ia dimarahi orang tua dan pacarnya karena ketinggalan pesawat. *sungguh bete yang combo* Penerbangan ke Phuket hanya ada sekali satu hari dan jika kami ingin tetap ke Phuket, kami harus datang lagi esok. Malu dong, masaโ pulang lagi? Lagi pula, kami sudah terlanjur memesan hotel di Phi-Phi Island dan di Bangkok. Hiks.. Kami berembuk dan sepakat tidak akan kembali lagi ke rumah. Life must go on! Kami putuskan membeli tiket AirAsia lagi seharga 1,1 juta ke Kuala Lumpur dan meneruskan ke Phuket melalui jalan darat. Mengapa lagi-lagi beli tiket AirAsia? Ya karena setelah keliling SEMUA loket maskapai, hanya AirAsia lah yang memiliki waktu penerbangan paling memungkinkan dan harganya paling affordable ๐
Akhirnya kami pun sampai ke Phuket dan Bangkok, setelah seru-seruan melewati jalan darat di Kuala Lumpur-Bukti Bintang-Hat Yai. Emang, deh, saya setuju 1000%ย omongan filusuf Lao Tzu yang bilang, “A good traveler has no fixed plan.” ๐
5 hari menyenangkan dan tak terlupakan di Malaysia dan Thailand itu seakan membekas dalam memori saya selamanya. Perjalanan itu menjadi traveling turning point saya, karena seterusnya saya menjadi kecanduan bepergian! Saya resmi menjadi seorang wanderlust! *tabur convetti*
Traveling tak hanya sekedar jalan-jalan, tetapi lebih kepada perjalanan hidup mengenal diri sendiri. Saat traveling, traveler dibawa pada banyak pilihan-pilihan yang dapat saya refleksikan sebagai beragamnya pilihan dalam hidup kita. Tak hanya kaya pengalaman, namun travelingย mengajak peduli dan mengenali diri kita sendiri.
Kembali ke daerah tujuan saya menjelajah, memang.. destinasi tak melulu ke luar negeri, karena justru dalam negeri banyak tempat wisata, budaya dan kuliner yang menarik untuk dikunjungi. Sejak jalan-jalan (dan ketinggalan flight) itu pula, saya jatuh cinta pada AirAsia sebagai maskapai favorit yang memungkinkan saya bepergian ke berbagai destinasi dengan harga yang masuk akal. Iya, untuk seorang yang baru saja mulai bekerja pasca lulus kuliah, saya harus menabung sendiri dan tak ingin membebani orang tua dengan biaya jalan-jalan tentunya. Inilah alasan utama saya selalu menggunakan AirAsia sebagai maskapai inceran utama untuk jalan-jalan *GRIN*
Berikutnya, berturut-turut candu bepergian itu membawa saya ke beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Singapura, Vietnam, Kamboja dan kembali lagi ke Thailand! Hehehe.. Walaupun jalan-jalannya dengan teman yang berbeda, namun semua perjalanan menggunakan maskapai yang sama, AirAsia.
Untuk saya, AirAsia memberikan kesempatan untuk semua orang bepergian. Bepergian dengan pesawat tak melulu didominasi orang-orang kelas ekonomi tertentu. Pas dengan taglinenya, โNow everyone can flyโ
Kini, paspor saya diwarnai aneka cap imigrasi dari berbagai negara, berkat AirAsia :’)
AirAsia juga tak henti-hentinya memanjakan pengguna layanannya. Belum genap seminggu, sebuah surel berisi kode booking kembali saya terima untuk keberangkatan Mei tahun depan ke Myanmar. Ahey! *joget* Terima kasih, AirAsia! ๐
Kalau kamu bagaimana? Cerita dong, cerita traveling ke mana yang paling berkesan untukmu ๐
—————-
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog 10 Tahun AirAsia Indonesia.
Fahmi (catperku.info)
September 1, 2014 at 4:57 am
duh, air asia itu memang bisa banget bikin kecanduan traveling ๐ sampe sekarang, masih~~
innenathalia
September 1, 2014 at 5:22 am
Hahaha.. *toss* ๐
arievrahman
September 1, 2014 at 5:37 am
Fotonya cakep-cakep! *lah*
Paling berkesan ketika bisa ke Jepang & India bareng Air Asia, kak. Gak nyangka bisa terbang sejauh itu.
innenathalia
September 1, 2014 at 5:39 am
Hahaha.. Kereen ih, kak. Pengen nih ke India. ๐๐